Ramadan kali ini aku sangat bersyukur atas rahmat yang telah Tuhan berikan kepadaku, karena masih bisa merasakan keberkahan didalamnya. Ramadan tahun ini adalah Ramadan ke duaku menjalankan puasa seorang diri, memasak untuk sahur, dan menyiapkan untuk berbukapun kusiapkan sendiri. Miris? Iya miris. Kenapa tidak cepat menikah saja? Biar tidak semiris itu. Tenang sajalah, terlalu cepat itu tidak baik, toh perjalanan masih panjang, tak melulu tentang pernikahan. Lagian untuk saat ini aku masih menikmati masa perjuanganku sebagai anak kost.
Di bulan suci ini, seluruh umat muslim yang ada di dunia menjalankan kewajibannya untuk berpuasa, tiap-tiap negara mempunyai kebiasaannya masing-masing terhadap bulan Ramadan ini. Kekhasan tiap-tiap negara mempunyai ciri khusus. Dan di Indonesia ini kekhasan di bulan Ramadannya sangat-sangat kental akan kehangatannya. Kekhasan Ramadan di Indonesia ini akan menjadikan momen yang sangat dirindukan, dan waktu yang sangat dinantikan, karena di Indonesia kami melaksanakan ibadah puasa dengan rasa ketenangan, beda rasanya di Negara konflik seperti Palestina, Yaman, Rohingya maupun Suriah. Mereka yang menjalankan puasa Ramadan tidak memiliki ketenangan layaknya kita yang bisa menjalankan tanpa hambatan apapun. Maka dari itu kita sebagai muslim di Indonesia patut bersyukur atas nikmat yang telah tuhan berikan untuk negeri kita ini.
Keberkahan Ramadan tidak hanya dirasakan oleh umat muslim saja, orang-orang Non Islam pun ikut merasakannya. Mereka menggunakan momentum ini untuk berjualan sandang maupun pangan, di bulan ini pula mereka merasakan kenaikan drastis dibandingkan bulan-bulan yang lalu. Ini membuktikan bahwa keberkahan Ramadan bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa pandang bulu. Bahkan untuk tukang parkir pun mendapatkan banyak keberkahan di dalam bulan suci Ramadan ini. Kehangatan di dalam keluarga pun dirasa menjadi lebih dekat, seolah menjadi momentum untuk memperbaiki kebiasaan yang jarang dilakukan di bulan-bulan yang lain, seperti halnya makan bersama, ataupun cuman sekadar berkumpul bercanda ria. Di bulan ini semua rumah menjadi hangat, berkumpul bersama untuk santap sahur, ditambah lagi dengan tayangan televisi yang khas di bulan Ramadan, tak jarang dalam momentum ini terjadi gelak tawa bersama, pun diwaktu berbuka. Ah indahnya Ramadan di negeri ini. Semoga mereka saudara-saudara kita yang menjalankan puasa Ramadan di negara konflik, maupun di negara yang menjadi minoritas diberikan kekuatan, dan keteguhan untuk menjalankan puasa Ramadan ini, semoga puasa kita juga tidak bolong-bolong oleh godaan dibalik tirai yang bergelantungan kaki, dan jangan lupa bersyukur.
Di bulan suci ini, seluruh umat muslim yang ada di dunia menjalankan kewajibannya untuk berpuasa, tiap-tiap negara mempunyai kebiasaannya masing-masing terhadap bulan Ramadan ini. Kekhasan tiap-tiap negara mempunyai ciri khusus. Dan di Indonesia ini kekhasan di bulan Ramadannya sangat-sangat kental akan kehangatannya. Kekhasan Ramadan di Indonesia ini akan menjadikan momen yang sangat dirindukan, dan waktu yang sangat dinantikan, karena di Indonesia kami melaksanakan ibadah puasa dengan rasa ketenangan, beda rasanya di Negara konflik seperti Palestina, Yaman, Rohingya maupun Suriah. Mereka yang menjalankan puasa Ramadan tidak memiliki ketenangan layaknya kita yang bisa menjalankan tanpa hambatan apapun. Maka dari itu kita sebagai muslim di Indonesia patut bersyukur atas nikmat yang telah tuhan berikan untuk negeri kita ini.
Keberkahan Ramadan tidak hanya dirasakan oleh umat muslim saja, orang-orang Non Islam pun ikut merasakannya. Mereka menggunakan momentum ini untuk berjualan sandang maupun pangan, di bulan ini pula mereka merasakan kenaikan drastis dibandingkan bulan-bulan yang lalu. Ini membuktikan bahwa keberkahan Ramadan bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa pandang bulu. Bahkan untuk tukang parkir pun mendapatkan banyak keberkahan di dalam bulan suci Ramadan ini. Kehangatan di dalam keluarga pun dirasa menjadi lebih dekat, seolah menjadi momentum untuk memperbaiki kebiasaan yang jarang dilakukan di bulan-bulan yang lain, seperti halnya makan bersama, ataupun cuman sekadar berkumpul bercanda ria. Di bulan ini semua rumah menjadi hangat, berkumpul bersama untuk santap sahur, ditambah lagi dengan tayangan televisi yang khas di bulan Ramadan, tak jarang dalam momentum ini terjadi gelak tawa bersama, pun diwaktu berbuka. Ah indahnya Ramadan di negeri ini. Semoga mereka saudara-saudara kita yang menjalankan puasa Ramadan di negara konflik, maupun di negara yang menjadi minoritas diberikan kekuatan, dan keteguhan untuk menjalankan puasa Ramadan ini, semoga puasa kita juga tidak bolong-bolong oleh godaan dibalik tirai yang bergelantungan kaki, dan jangan lupa bersyukur.

Komentar