Adakah satu saja langkah dalam perjalanan panjang dan berbelok ini, antara aksi dan reaksi perihal kepastian? Yang mana tidak melakukan aksi, hanya menunggu reaksi tanpa kita proses mekanismenya? Kurasa tidak ada, bahkan proses keajaiban pun memerlukan prosesi yang sangat panjang, tak lain proses sebab akibat yang ditimbulkan si penerima keajaiban. Ditempatku duduk sekarang ini, tepat di tepian pantai pukul 20.30 waktu setempat, ada keajaiban jiwa yang sangat kontras ketimbang saat menyeruput kopi di penginapan tadi. Ombakpun seolah membuka diskusi dengan suara gemuruhnya. Sang ombak membuka pernyataan melalui aksi reaksi ditepian pantainya yang saling mencumbui hingga bibir pantai, sang angin menambahkan melalui kelembutan terpaan yang ditimbulkannya, bahkan tuan langit tidak ingin ketinggalan dengan diskusi menarik ini, sang langitlah yang paling mendominasi diantara yang lainnya. Gulita adalah pernyataannya, yang mempengaruhi aksi reaksi yang ditimbulkan alam, pernyataan paling kompleks.
Saat ini pernyataan sudah terwadahi, kuterima dengan kelapangan dada tanpa nafsu manusiawi. Tubuh dan jiwaku justru sangat menikmati pernyataan-pernyataan mereka tadi, kali ini tubuhku mendengarkan, sedangkan jiwaku yang melakukan negosiasi melalui relaksasi. Kutarik kesimpulan dalam diskusi kali ini, bahwa semua ini memang absolut, kepastianpun akan menghampiri dikala terjadinya aksi. Aku yang sedari tadi menjadi moderator, pendengar, sekaligus hakim siap menyulut kembali tembakau yang kubeli tempo hari, tak lupa satu tegukan kopi yang kubeli di kaki lima tadi, masha Allah ini nikmat sekali. Aku menghirup panjang , dan "Aku ingin disini hingga pagi nanti."
Saat ini pernyataan sudah terwadahi, kuterima dengan kelapangan dada tanpa nafsu manusiawi. Tubuh dan jiwaku justru sangat menikmati pernyataan-pernyataan mereka tadi, kali ini tubuhku mendengarkan, sedangkan jiwaku yang melakukan negosiasi melalui relaksasi. Kutarik kesimpulan dalam diskusi kali ini, bahwa semua ini memang absolut, kepastianpun akan menghampiri dikala terjadinya aksi. Aku yang sedari tadi menjadi moderator, pendengar, sekaligus hakim siap menyulut kembali tembakau yang kubeli tempo hari, tak lupa satu tegukan kopi yang kubeli di kaki lima tadi, masha Allah ini nikmat sekali. Aku menghirup panjang , dan "Aku ingin disini hingga pagi nanti."

Komentar