Hallo, selamat berlibur ria, dan selamat berkumpul dengan keluarga tercinta. Alangkah indahnya apabila di hari ini kita tebarkan kebaikan pada sesama, setidaknya dengan senyuman yang muncul tulus dari hati terdalam.
Sadarkah kalian para pembaca terkasihku, dunia ini dipenuhi orang-orang yang moralnya morat-marit, dia seakan terbirit-birit mengejar yang belum tentu pasti. Serasa segala yang dipunya belum terpenuhi, kebutuhan belum tercukupi, hingga pada akhirnya mencari cara untuk menginstantkan untuk dapat uang lebih. Sudah mengenakah apa yang kumaksud? Aku harap begitu.
Suap-menyuap turut andil disegala bidang. Korup terkecil hingga yang paling merugikan orang banyak, hal ini dianggap lumrah oleh society karena saking banyaknya kasus serupa dari generasi ke generasi ditemukan dan dikemukakan. Bahkan para pelaku besar dengan percaya dirinya mereka melambai-lambaikan tangannya dihadapan lensa media. Mereka menganggap didrinya keren? Yap, mereka bangga dengan kesalahannya, mungkin lebih menutupi agar terlihat tegar. Apapun alasannya aku tidak tahu apa yang terbesit dikepala mereka saat itu.
Kehidupan tak pernah berakhir, selagi masih bisa bertahan hidup. Apa jadinya jikalau ditempat kita kerja atau di tempat kita menimba ilmu kita dihadapkan pada kasus tersebut, padahal tidak terbesit sedikitpun untuk ikut serta didalamnya. Korup secara tidak langsung, uang tutup mulut umapanya, atau mungkin menyelipkan sedikit uang kembalian orangtua disaat diperintah untuk berbelanja. Sudah tertanam sejak dini hal semacam ini kita lakukan, termasuk diriku sendiri. Sering sekali aku menyelipkan uang sisa kembalian belanjaan orangtuaku. Lucunya adalah hasil korup tersebut akan dan untuk ditabungkan dikelas sekolah dasarku dulu. Sedari dini saja hal semacam ini terbiasa dilakukan. Semoga Arief kecil lekas bertobat dan menyadarinya bahwa hal semacam ini akan berdampak besar dikehidupanya kelak.
Aku kira 7,5 miliar penduduk dimuka bumi ini hanya sebagian kecil saja yang masuk kedalam kategori orang-orang korup, karena aku percaya pada hakikatnya manusia itu suci/fitrah. Perjalanan dan pengalamanlah yang merubahnya, apalagi kesempatan terbuka luas untuk para pelakunya.
Semoga kita semua, kamu yang membaca ini tetap istiqamah didalam kejujuran, kalaupun kejujuran itu menyakitkan, iya seperti halnya cinta-percintaan. Akan lebih baik jujur walaupun itu sakit, karena orang pintar dengan nilai akademiknya melambung akan tak tergantikan oleh orang jujur. Seperti halnya Frank Serpico yang tetap teguh untuk menjalankan tugasnya tetapi dihadapkan pada lingkungan kerja yang korup.

Komentar